Skip to main content

Journey

Semalem adalah pulang ke jakarta yang paling menegangkan saat menuju kostan di Mampang. Kenapa?
Pertama dimulai dari naek angkot menuju terminal, yang harusnya bisa hanya ditempuh dengan sekali naek angkot tetapi kemarin harus ditempuh dengan dua kali naek angkot. Alasannya , Bapak supir tidak mau terjebak macet, jadi dia memutuskan untuk mengoper semua penumpangnya saat itu.
Kedua, saat di terminal dan mencari angkot selanjutnya. Alhamdulillah dapet angkotnya tidak begitu lama, tetapi setelah di dalem angkot, liat sekitar....isinya cowok semua. Langsung kerasa ga nyaman deh hati dan pikiran. Pas tengok ke depan ada mba-mba ternyata, akhirnya ga pikir panjang lagi, ketika ada penumpang lain yang turun, langsung bergegas pindah ke depan.

Tidak lama mobil melaju, langit semakin menurunkan kuantitas sinarnya digantikan oleh cahaya lampu kendaraan yang lalu lalang dan juga lampu penerang jalan. Mba yang sekarang duduk bersebelahan ternyata hanya bisa menemani sampai Detos. Oh God, masih jauh sekali ke pasar minggu, tapi mba ini sudah turun. Tetap berpositive-thinking. Akhirnya sekitar di jalan Margonda-UI ada juga wanita yang naek angkot ,, sedikit lega.



Malam pun kian merapat, adzan maghrib telah berkumandang, dan posisi saya masih di jalan akses UI. sedikit was-was, karena memikirkn labirin yang akan saya lewati nanti, belum lagi akan bertemu lagi dengan kemacetan di pasar minggu dan pancoran. Dugaan saya tepat, dihampiri macet di sekitar pancoran, sebelumnya sempat tertahan oleh kemacetan di daerah LA-Tanjung Barat. Sedikit miris, merasakan jalan yang merayap tapi di sebelah kereta api melaju dengan gagahnya di atas rel tanpa melihat sekitar. Tidak boleh disesali, karena saya telah memutuskan untuk tidak naik kereta sore itu, alasannya karena sudah terlalu malam saat saya sampai di stasiun cawang dan melanjutkan rute dengan busway nantinya.

sekitar pukul 18.35 saya sudah berada di terminal pasar minggu, melanjutkan perjalanan menggunakan bis 640 untuk sampai ke daerah mampang. Tertahan cukup lama oleh keramaian dan hiruk pikuk di jalan sepanjang pasar minggu-pancoran, alhamdulillah pukul tujuh lebih lima belas saya sudah berada di daerah mampang, dan turun di kawasan tegal parang.

Bagian ini yang lebih menegangkan, melewati jalan sepi, sempit, seperti dalam labirin. Peneranganya menggunakan lampu neon, tetapi terkadang tidak semua lampu yang dipasang menyala dengan baik. Ucapan syukur saya lantunkan kembali, saat melewati jalan itu, ada seorang mas-mas yang juga melalui jalan yang sama. Saya terus mengekor dibelakangnya,ahh masa bodo mau dibilang penguntit juga, yang penting aman. Alhamdulillahnya lagi si mas itu menggunakan HP nya yang dapat berfungsi sebagai senter, membut jalan di malam itu menjadi lebih terang. Ketika melewati belokan kedua, berpapasan dengan anak-anak punk. Huuuuhhh, alhamdulillah ga sendiria,;, jadi bisa tetap melewati perjalanan dengan aman.

Akhirnya sampai di belokan terakhir, lampu senter si mas itu pun di matikan, penerangan jalan sudah diisi dengan lampu-lampu dari rumah penduduk sekitar, dan saya pun melanjutkan untuk segera sampai ke kostan. :)

Comments

Popular posts from this blog

Andai Aku Tidak Menikah Dengannya

Dialog Rasulllah dengan ‘Ukaf ibn Wida’ah Al Hilali “ Apakah engkau telah beristri hai ‘Ukaf?” “Belum Yaa Rasulullah “ “Bukankah engkau memiliki budak wanita ?” “Tidak Ya Rasulullah.” “Bukankah engkau pemuda sehat dan mampu hai ‘Ukaf?” “Benar Ya Rasulullah.” “Kalau demikian engkau termasuk teman syaithan. Atau engkau termasuk pendeta Nasrani. Lantaran itu bearti engkau termasuk golongan mereka. Atau mungkin engkau termasuk golongan kami, maka hendaklah engkau berbuat seperti apa yang kami lakukan. Karena sunnah kami adalah beristri. Orang yang paling buruk diantara kami adalah orang yang membujang. Dan yang paling hina diantara kami adalah para bujangan... “ Sepotong cerita yang didapat dari buku yang sedang dibaca. Helai demi helai lembaran yang saya baca semakin membuat tertunduk,merasa semakin malu dihadapanNya. Dan bukankah malu sebagian daripada iman ? Yaa, satu hal lagi yang semakin terpatri, sungguh janganlah kita beputus asa dari rahmat Allah :”) *** Andai...

^__^

haaa,,  bete gw lumayan terobati,,  hari terakhir (resmi) PL malah ada perasaan bete.. gtw kenapa, kaya orang lagi banyak pikiran..  but guys, did you know, we just have to turn on " batik bazar " ,, haha baru saja liat yang berkelipan disana sini, liat warna-warni berpajangan, liat kain yang melambai-lambai, liat wajah-wajah yang mengharapkan datangnya keajaiban di hari akhir saat bazar,  semua benda yang di pajang seakan memanggil naluri gw untuk menjadikannya hak milik gw..  #tsaah

One Question

Baru kali ini selama proses hunting kerja yang pernah saya ikuti, saat interview ditanyakan hal ini: " Kamu pernah ninggalin shalat?" Sontak, kalimat pendek ini langsung menusuk hati. Malu saat jawabnya...aah sungguh malu. Terlebih harusnya saya malu sama Pencipta saya, Sang Penggenggam segalanya. Ini bukan lagi bersandar dengan hal manusia tempatnya khilaf dan salah. Ini lebih merujuk kepada hubungan saya dan Sang Pencipta. Ya Allah, padahal perkara ini yang pertama kali Kau hisab, tetapi terkadang saya masih suka melalaikannya. Astaghfirullohaladziim. Hal ini juga mengingatkan saya akan kisah Seorang Pejuang Muslim Terbaik dengan Pasukan Terbaiknya yang telah menaklukan konstantinopel, atau sekarang yang lebih dikenal dengan nama Turki. " Kota Konstantinopel akan jatuh ke tangan Islam. Pemimpin yang menaklukkannya adalah sebaik-baik pemimpin dan pasukan yang berada di bawah komandonya adalah sebaik-baik pasukan." (HR Ahmad bin Hanbal Al-Musnad) Alkis...