Skip to main content

Give, not Pursuit

Terkadang hati menginginkan A dan ternyata nyatanya mendapatkan B.  Berteman, bersahabat, berkeluarga dan bermasyarakat bukan lah tempatnya kita untuk menuntut mereka yang ada di sekeliling kita untuk dapat menjadi apa yang kita inginkan. Hubungan itu memberi, memberi dengan hati, melengkapi kekosongan yang ada, apa adanya, jujur dan percaya. Sebuah hubungan yang didasari hanya karena rasa ingin selalu terpenuhi apa keinginannya dari orang disekitarnya, saya yakin hubungan yang  dialami tidak akan berlangsung lama. Sering muncul perasaan kecewa dimana ketika harapan atau mungkin tuntutan yang diinginkannya tidak terpenuhi. Cerita ini pun saya dapatkan ketika salah seorang sahabat saya menceritakan tentang konflik yang dialmi salah seorang temannya. Singkat cerita konflik yang terjadi diantara persahabatan temannya itu karena salah satu pihak merasa keinginannya tidak dapat terpenuhi oleh pihak lain. Alhasil salah satu pihak tersebut merasa kecewa karena keinginannya tidak dapat terpenuhi dan menyebabkan renggangnya persahabatan diantara mereka.
Hhm, mungkin ini salah satu contoh kecil dari sekian banyak hal yang menyebabkan reggangnya hubungan. Pun yang saya alami demikian, rasa tidak saling percaya, menuntut, yang berujung rasa kecewa dan renggangnya hubungan kedekatan yang terjadi. Sediih sii, tapi saya tetap berkhusnudzon dan mencoba untuk tegar dan tetap dekat. Tahukah kalian, betapa sedih melihat kedekatan kalian di soc-med ketika berbincang tentang suatu hal, dan disaat yang sama yang notabene saya sedang online dan sayapun melihat perbincangan kalian tanpa berani terlibat didalamnya. Saya lebih memilih untuk menyimak. Lah ko jadi curhaaat? hhhe.
Saya bukan tipe orang yang ketika merasa kecewa, meluapakan rasa kecewa dan rasa kesalnya dengan perkataan kasar dan akhirnya  menyakitkan orang lain (insyaAllah). Saya lebih memilih untuk mencoba meredam dan mengevaluasi diri, mungkin jeleknya, saya sering menyalahkan diri sendiri. Terlarut dalam perasaan yang tidak menentu dan akhirnya menangis. Itu tipe saya. Saya lebih memilih mengadu, mengadu kepada yang memiliki hati-hati ini, kepada Sang Maha Pembolak-balikan hati. Selemah-lemahnya iman itu dengan berdoa. Dan lagi, pasti saya akan meyesal ketika menyadari kata-kata yang menyakitkan telah terucap dari mulut ini.

yaa,, ''karna mulutmu harimaumu...''

perkataan yang dianggap tidak apa2 menurut kita bisa jadi buat orang lain menjadi hal yang dapat melukainya atau mungkin bahkan menyakitkan. Hati manusia siapa yang tahu? (just Allah) Yuk, yuk evaluasi dirii, semoga hanya kebaikan yang terlontar dari mulut kitaa.. Aamiin




Comments

Popular posts from this blog

Andai Aku Tidak Menikah Dengannya

Dialog Rasulllah dengan ‘Ukaf ibn Wida’ah Al Hilali “ Apakah engkau telah beristri hai ‘Ukaf?” “Belum Yaa Rasulullah “ “Bukankah engkau memiliki budak wanita ?” “Tidak Ya Rasulullah.” “Bukankah engkau pemuda sehat dan mampu hai ‘Ukaf?” “Benar Ya Rasulullah.” “Kalau demikian engkau termasuk teman syaithan. Atau engkau termasuk pendeta Nasrani. Lantaran itu bearti engkau termasuk golongan mereka. Atau mungkin engkau termasuk golongan kami, maka hendaklah engkau berbuat seperti apa yang kami lakukan. Karena sunnah kami adalah beristri. Orang yang paling buruk diantara kami adalah orang yang membujang. Dan yang paling hina diantara kami adalah para bujangan... “ Sepotong cerita yang didapat dari buku yang sedang dibaca. Helai demi helai lembaran yang saya baca semakin membuat tertunduk,merasa semakin malu dihadapanNya. Dan bukankah malu sebagian daripada iman ? Yaa, satu hal lagi yang semakin terpatri, sungguh janganlah kita beputus asa dari rahmat Allah :”) *** Andai...

^__^

haaa,,  bete gw lumayan terobati,,  hari terakhir (resmi) PL malah ada perasaan bete.. gtw kenapa, kaya orang lagi banyak pikiran..  but guys, did you know, we just have to turn on " batik bazar " ,, haha baru saja liat yang berkelipan disana sini, liat warna-warni berpajangan, liat kain yang melambai-lambai, liat wajah-wajah yang mengharapkan datangnya keajaiban di hari akhir saat bazar,  semua benda yang di pajang seakan memanggil naluri gw untuk menjadikannya hak milik gw..  #tsaah

One Question

Baru kali ini selama proses hunting kerja yang pernah saya ikuti, saat interview ditanyakan hal ini: " Kamu pernah ninggalin shalat?" Sontak, kalimat pendek ini langsung menusuk hati. Malu saat jawabnya...aah sungguh malu. Terlebih harusnya saya malu sama Pencipta saya, Sang Penggenggam segalanya. Ini bukan lagi bersandar dengan hal manusia tempatnya khilaf dan salah. Ini lebih merujuk kepada hubungan saya dan Sang Pencipta. Ya Allah, padahal perkara ini yang pertama kali Kau hisab, tetapi terkadang saya masih suka melalaikannya. Astaghfirullohaladziim. Hal ini juga mengingatkan saya akan kisah Seorang Pejuang Muslim Terbaik dengan Pasukan Terbaiknya yang telah menaklukan konstantinopel, atau sekarang yang lebih dikenal dengan nama Turki. " Kota Konstantinopel akan jatuh ke tangan Islam. Pemimpin yang menaklukkannya adalah sebaik-baik pemimpin dan pasukan yang berada di bawah komandonya adalah sebaik-baik pasukan." (HR Ahmad bin Hanbal Al-Musnad) Alkis...