Okay, lets start to post this late posting.
Perkalian dari ketiganya akan menghasilkan sebuah kekuatan yang dapat menjadi senjata. To Be come disini diartikan sebagai sesuatu yang kita inginkan, ingin jadi apa kita, apa yang kita mau, tetapi bersumber dari diri kita sendiri dan base on our ability, singkatnya, What is your an aim with anything that you have now?
Well, about two weeks ago I joined motivation training which held on October 10th, 2013 at my office.
And did you know who is the trainer? He is JAMIL AZZAINI. Usually He known as Kakek, an Inspirator Sukses Mulia. He is an author too, one of his book tittle is "ON"
let me telling you lil story first
Honestly, I don't believing that I have a chance for joined this training, for looking at the trainer closer that I never been imagine before. He is one of figure that i like, which as a good father, a good trainer, a good motivator, a good writer and one of reasons that i very proud of him is He keep always brings message about Islam in every event that He take. And how I get this chance for joining this motivation training? It because of information from my friend, so I can joining this event. Alhamdulillah. so lucky I am.
I will not telling you how all the training runs, I just want to share some points critical that I get, oh no no, I remember honestly..hhe. And I will not share in english.
-----------------------------
Saat tiba di lokasi, ruangan sudah ramai dan pesertapun sudah sangat antusias mendengarkan ocehan dari si Kakek. Setelah mendapatkan duduk di barisan kedua dari depan. Saya pun langsung terhanyut dengan alur yang disampaikan oleh Kakek. Kek Jamil sangat lihai membawakan perannya saat itu. Ia pun menyelipkan guyonan-guyonan lucu yang membuat sontak peserta traning tertawa bersama. Meskipun ada juga beberapa hal dari guyonannya yang saya tidak mengerti dan tidak harus mengerti (teman saya bilang). Saya pun tambah tiadak mengerti maksudnya, apalagi ketika sang kakek mencoba melucu dengan bahasa Jawa, semakin tidak mengerti! hha. Ada suatu waktu ia menyampaikan dengan bahasa tubuh seorang Bos, seorang Ayah dan bahkan seorang anak kecil. Semua peran dibawakan dengan lihai, dan luwes, membuat peserta training tetap menatap ke arahnya.
Dengan gaya nya yang kerON, saya pun tidak teralihkan dengan hal lainnya. Saat itu kakek menyampaikan beberapa hal yang berkaitan dengan principle dari perusahaan dimana saya bekerja, yaitu TODE. Ia mengaitkan TODE dengan materi yang dibawakannya saat itu. Namun ia lebih melihat dari sisi kami sebagai karyawan bagaimana bersikap agar bisa sesuai dengan TODE tersebut. Saran jitu yang disampaikan kakek dalam mencapai tujuan yaitu:
To Be come, To Have, dan Valence
Perkalian dari ketiganya akan menghasilkan sebuah kekuatan yang dapat menjadi senjata. To Be come disini diartikan sebagai sesuatu yang kita inginkan, ingin jadi apa kita, apa yang kita mau, tetapi bersumber dari diri kita sendiri dan base on our ability, singkatnya, What is your an aim with anything that you have now?
Sedangkan To Have, kek Jamil mendeskripsikan sebagai senjata yang kita pakai diluar dari kemampuan yang ada dalam diri kita sebagai potensi diri. Misal, adanya material, fasilitas, kesempatan dan lainnya. Untuk Valensi, kakek meyebutnya sebagai keseluruhan hal baik emosional, spiritual dan juga attitude kita yang turut menyumbangkan dalam pencapaian setiap target yang diinginkan. Menurutnya kebanyakan orang melihat To Have sebagai hal paling utama yang bisa menentukan kesuksesan seseorang, dengan To Have yang tinggi apapun bisa dicapai, tapi kakek menyanggah hal itu. Ia mengatakan bahwa yang lebih tepat harus ada yaitu TO BE COME, bukan TO Have. Ketika To Be come kita miliki, arah yang jelas, dan didukung dengan Valensi yang beriringan, maka secara otomatis TO Have akan mengikuti, begitu tuturnya. Jika hanya mengandalkan To Have, maka yang ada manusia hanya semakin gelap mata dengan berbagai limpahan harta, membuat semakin mengkiblatkan diri ke dunia fana.
Kebahagiaan seseorang tidak dapat disejajarkan dengan kesuksesan seseorang. Apakah orang yang sukses sudah pasti Ia bahagia? Apakah seorang CEO Perusahaan otomatis juga bahagia?
Nyatanya, kakek berujar Tidak!
Kebahagiaan itu bukan dilihat dari banyaknya mobil ia punya, jabatan yang dimiliki, bagusnya rumah yang ditempati, bukan juga seberapa banyak sudah berkunjung ke luar negri, tetapi kebahagiaan itu berada disini, kakek menunjukan jarinya ke arah dadanya, di dalam hati ini, tuturnya.
Di titik ini kakek menyampaikan bahwa, apapun yang kita raih, seberapapun hebatnya, sekeren apa pun itu di mata orang lain, akan tetap terasa biasa dalam diri kita jika tujuannya hanya untuk pencitraan semata. Hanya untuk suatu kedudukan sosial yang tidak mementingkan bagaimana dengan kondisi sekitarnya. Kek Jamil yang biasa dikenal dengan Sang Inspirator Mulia menggembor kita untuk tidak hanya Sukses saja, Tetapi harus juga Mulia. Okelah kita Sukses, apakah kita bahagia? Apakah orang-orang sekitar kita merasakan kebahagiaan kita? Untuk itu kakek menyambung kata Mulia, setelah kata Sukses, yakni Jika kita ingin Sukses, maka kita bantu orang lain juga untuk Sukses, Ketika kita ingin Bahagia, maka kita juga harus bisa membuat orang lain Bahagia. Sang kakek berujar, jaman sekarang ini bukan jamannya lagi JAMAN AKU, tetapi JAMAN KITA.
Pekerjaan dan rutinitas yang kita lakukan harus memiliki nilai kebaikannya, tidak hanya untuk diri kita tetapi akan lebih baik jika berdampak juga kebaikannya untuk lingkungan kita. Kebaikan ini bisa jadi langsung dapat kita nikmati, namun bisa jadi juga kebahagian tersebut ditunda sementara oleh Sang Pemilk Pemberi Nikmat sampai pada akhirnya di waktu yang tepat akan kita rasakan.
Jika sudah Kerja Keras, sudah Kerja Cerdas, sudah Kerja Tuntas, maka Kerja Ikhlas juga harus bisa kita terapkan, lagi-lagi kakek menyampaikan.
Terkadang saya sendiri merasakan, yang agak susah itu kerja ikhlasnya. Tapi menurut sudut pandang saya, Ikhlas disini tidak hanya dalam hal melakukan pekerjaan yang sedang dikerjakan saja, tetapi juga serangakaian yang berkaitan tentang perkerjaan kita mulai dari persiapan berangkat, perjalanan, di kantor, menyapa rekan kerja, hingga kembali ke rumah lagi dan bertemu dengan keluarga.
Pelajaran yang hebat dari seminar singkat yang saya hadiri, meskipun tidak full menghadiri tapi banyak memberikan inspirasi. Cerita-cerita kakek tentang keajaiban pertolongan Allah kepada temannya yang sedang membutuhkan modal usaha, yang didapatnya dengan bersedekah, cerita tentang bapak, tentang anak panti yang ketika ditawari berbagai benda-benda mewah oleh seorang bapak yang sedang mencari kebahagiaan tetapi nyatanya hanya meminta kepadanya untuk diperbolehkan memanggilnya Ayah.
Wuaaaaah,, alhamdulillah, sangat bersyukur , very refreshing me by enjoying this event,
May be just it, that I could share to you..
no more words that I would say except....
Thanks Allah for Blessing me an Giving me this chance.
Alhamdulillah
Kebahagiaan seseorang tidak dapat disejajarkan dengan kesuksesan seseorang. Apakah orang yang sukses sudah pasti Ia bahagia? Apakah seorang CEO Perusahaan otomatis juga bahagia?
Nyatanya, kakek berujar Tidak!
Kebahagiaan itu bukan dilihat dari banyaknya mobil ia punya, jabatan yang dimiliki, bagusnya rumah yang ditempati, bukan juga seberapa banyak sudah berkunjung ke luar negri, tetapi kebahagiaan itu berada disini, kakek menunjukan jarinya ke arah dadanya, di dalam hati ini, tuturnya.
Di titik ini kakek menyampaikan bahwa, apapun yang kita raih, seberapapun hebatnya, sekeren apa pun itu di mata orang lain, akan tetap terasa biasa dalam diri kita jika tujuannya hanya untuk pencitraan semata. Hanya untuk suatu kedudukan sosial yang tidak mementingkan bagaimana dengan kondisi sekitarnya. Kek Jamil yang biasa dikenal dengan Sang Inspirator Mulia menggembor kita untuk tidak hanya Sukses saja, Tetapi harus juga Mulia. Okelah kita Sukses, apakah kita bahagia? Apakah orang-orang sekitar kita merasakan kebahagiaan kita? Untuk itu kakek menyambung kata Mulia, setelah kata Sukses, yakni Jika kita ingin Sukses, maka kita bantu orang lain juga untuk Sukses, Ketika kita ingin Bahagia, maka kita juga harus bisa membuat orang lain Bahagia. Sang kakek berujar, jaman sekarang ini bukan jamannya lagi JAMAN AKU, tetapi JAMAN KITA.
Pekerjaan dan rutinitas yang kita lakukan harus memiliki nilai kebaikannya, tidak hanya untuk diri kita tetapi akan lebih baik jika berdampak juga kebaikannya untuk lingkungan kita. Kebaikan ini bisa jadi langsung dapat kita nikmati, namun bisa jadi juga kebahagian tersebut ditunda sementara oleh Sang Pemilk Pemberi Nikmat sampai pada akhirnya di waktu yang tepat akan kita rasakan.
Jika sudah Kerja Keras, sudah Kerja Cerdas, sudah Kerja Tuntas, maka Kerja Ikhlas juga harus bisa kita terapkan, lagi-lagi kakek menyampaikan.
Terkadang saya sendiri merasakan, yang agak susah itu kerja ikhlasnya. Tapi menurut sudut pandang saya, Ikhlas disini tidak hanya dalam hal melakukan pekerjaan yang sedang dikerjakan saja, tetapi juga serangakaian yang berkaitan tentang perkerjaan kita mulai dari persiapan berangkat, perjalanan, di kantor, menyapa rekan kerja, hingga kembali ke rumah lagi dan bertemu dengan keluarga.
Pelajaran yang hebat dari seminar singkat yang saya hadiri, meskipun tidak full menghadiri tapi banyak memberikan inspirasi. Cerita-cerita kakek tentang keajaiban pertolongan Allah kepada temannya yang sedang membutuhkan modal usaha, yang didapatnya dengan bersedekah, cerita tentang bapak, tentang anak panti yang ketika ditawari berbagai benda-benda mewah oleh seorang bapak yang sedang mencari kebahagiaan tetapi nyatanya hanya meminta kepadanya untuk diperbolehkan memanggilnya Ayah.
Wuaaaaah,, alhamdulillah, sangat bersyukur , very refreshing me by enjoying this event,
May be just it, that I could share to you..
no more words that I would say except....
Thanks Allah for Blessing me an Giving me this chance.
Alhamdulillah
Makanya belajar bahasa Jawa, hehehe
ReplyDeletehiiaa..susah euy... teu tiasa,,
Deletekalah sama dubes suriname utk Indonesia, yg bisa bahasa Jawa...