" wanita sebagai pembangun dan pewarna peradaban."Ya,, dengan gaya yang tetap sederhana dan bersahaja, Ustadzah Dwi Wirianingsih yang biasa dipanggil dengan Ustadzah wiwi menyampaikan tentang peran wanita dalam dakwah.
Dan tak terlepas sebatas wanita saja, diungkap juga mengenai penciptaan manusia, pria dan wanita. Sejatinya manusia baik pria maupun wanita diciptakan untuk beribadah kepadaNya.
Menyembah diartikan pada kondisi kita dalam ketundukan kepada Allah. Dalam hal ini berupa sujud dalam shalat. Perintah hanya menyembah Allah yang Ahad berlaku untuk semua, pria dan wanita. Tidak ada perintah untuk menyembah sesama manusia. Bahkan dalam satu hadist Rosul dikatakan, “ Jika boleh sesama manusia itu menyembah, maka akan aku perintahkan istri sujud kepada suami “. Nyatanya meskipun suami banyak memiliki tanggung jawab kepada istri, tetap tidak diperbolehkan istri sujud kepada suami.
Dalam Islam, wanita dan pria sama saja, yang membedakan mereka hanyalah pada amalnya. Dan dimata Allah yang membedakan adalah ketaqwaannya.
Wanita sebagai pembangun peradaban
Kalimat pembuka yang disampaikan ustazah wiwi ini sangat mengggambarkan sosok beliau, Wanita sebagai Pembangun Peradaban. Betapa kagumnya saat melihat profil beliau ditampilkan, Ibu yang juga anggota DPR RI ini memiliki 11 anak yang semuanya adalah penghafal Al Quran. Tidak hanya itu, semua anak-anaknya pun berprestasi dalam akademiknya masing-masing, Subhanallah. She is really inspiring woman. Beliau sungguh berperan baik di dalam maupun di luar keluarga.
Berkenaan dengan kelahiran anak, beliau menyampaikan hal-hal berikut :
Suatu ketika Aisyah mengadu kepada Rosul:
“Ya Rosul, aku sungguh iri dengan kaum lelaki yang diperintahkan untuk berjihad oleh Allah, sementara wanita tidak. “
Kemudian Rosul menjawab
“ Jihad untuk kaum wanita adalah melalui jihad yang tidak berdarah-darah, yaitu melaksanakan ibadah ibadah haji ”
Bidadari dalam Dakwah
Bagaimana untuk bisa menjadi bidadari dalam dakwah? Wanita sebagai pembangun peradaban dan bidadari dalam dakwah dikaitkan dengan perannya dalam membangun keluarga. Menjadikan keluarga sebagai poros utama pendidikan dakwah itu sendiri. Peran ibu sebagai madrasah utama bagi anak-anaknya kelak menjadikannya memiliki peran penting dalam menciptakan generasi-generasi dakwah.
Menurut Ibnu Taimiyah, dakwah itu adalah cinta, cinta kepada Illah. Jika kita lepas dari dakwah, artinya lepas lah cinta kita kepada Illah. Cinta ini merupakan sesuatu yang sangat digendrungi oleh hati. Dakwah itu sendiri mengajak kepada kebaikan. Dakwah berisi dengan hal kelembutan hati, dan janganlah sekali-kali diisi dengan yang mengkotorinya. Jangan berani menilai ketika tidak memberikan keteladan. Sebaiknya bisa selalu menjaga nilai-nilai dakwah, yaitu mengajak kepada kebaikan.
Sekali lagi, dakwah itu mengajak kepada kebaikan, tidak ada ruginya memilih pada kebaikan. Salah satu tips dari beliau agar tetap teguh atas pilihan kita bersama dalam dakwah yaitu kuatkan keteguhan kepada Allah dan berkumpul dengan orang-orang shaleh(ah).
Wallahu a’lam bish shawab
Menyembah diartikan pada kondisi kita dalam ketundukan kepada Allah. Dalam hal ini berupa sujud dalam shalat. Perintah hanya menyembah Allah yang Ahad berlaku untuk semua, pria dan wanita. Tidak ada perintah untuk menyembah sesama manusia. Bahkan dalam satu hadist Rosul dikatakan, “ Jika boleh sesama manusia itu menyembah, maka akan aku perintahkan istri sujud kepada suami “. Nyatanya meskipun suami banyak memiliki tanggung jawab kepada istri, tetap tidak diperbolehkan istri sujud kepada suami.
Dalam Islam, wanita dan pria sama saja, yang membedakan mereka hanyalah pada amalnya. Dan dimata Allah yang membedakan adalah ketaqwaannya.
“ Dan siapakah yang lebih baik agamanya dari pada orang yang ikhlas menyerahkan dirinya kepada Allah, sedang diapun mengerjakan kebaikan, dan ia mengikuti agama Ibrahim yng lurus? Dan Allah mengambil Ibrahim menjadi kesayanganNya “ (An Nisa:125)
Wanita sebagai pembangun peradaban
Kalimat pembuka yang disampaikan ustazah wiwi ini sangat mengggambarkan sosok beliau, Wanita sebagai Pembangun Peradaban. Betapa kagumnya saat melihat profil beliau ditampilkan, Ibu yang juga anggota DPR RI ini memiliki 11 anak yang semuanya adalah penghafal Al Quran. Tidak hanya itu, semua anak-anaknya pun berprestasi dalam akademiknya masing-masing, Subhanallah. She is really inspiring woman. Beliau sungguh berperan baik di dalam maupun di luar keluarga.
Berkenaan dengan kelahiran anak, beliau menyampaikan hal-hal berikut :
- Jika wanita hamil dan suaminya menyenanginya, ikut merasakan kesenangan akan kehamilan istrinya, maka anaknya in shaa Allah akan menjadi qurrata 'ayun bagi kedua orang tuanya.
- Jika suami istri tidak ridha akan kehamilan, tidak siap mental kelak kelahiran anaknya, maka bisa jadi akan melahirkan anak yang bengal.
- Jika istri terjaga, in shaa Allah tidak ada balasan selain syurga
- Menyusui bernilai kebaikan, dan setiap tetesnya mengandung 70 kebaikan.
- Melahirkan merupakan hubungan yang paling dekat dengan Allah.”
Suatu ketika Aisyah mengadu kepada Rosul:
“Ya Rosul, aku sungguh iri dengan kaum lelaki yang diperintahkan untuk berjihad oleh Allah, sementara wanita tidak. “
Kemudian Rosul menjawab
“ Jihad untuk kaum wanita adalah melalui jihad yang tidak berdarah-darah, yaitu melaksanakan ibadah ibadah haji ”
Bidadari dalam Dakwah
Bagaimana untuk bisa menjadi bidadari dalam dakwah? Wanita sebagai pembangun peradaban dan bidadari dalam dakwah dikaitkan dengan perannya dalam membangun keluarga. Menjadikan keluarga sebagai poros utama pendidikan dakwah itu sendiri. Peran ibu sebagai madrasah utama bagi anak-anaknya kelak menjadikannya memiliki peran penting dalam menciptakan generasi-generasi dakwah.
Menurut Ibnu Taimiyah, dakwah itu adalah cinta, cinta kepada Illah. Jika kita lepas dari dakwah, artinya lepas lah cinta kita kepada Illah. Cinta ini merupakan sesuatu yang sangat digendrungi oleh hati. Dakwah itu sendiri mengajak kepada kebaikan. Dakwah berisi dengan hal kelembutan hati, dan janganlah sekali-kali diisi dengan yang mengkotorinya. Jangan berani menilai ketika tidak memberikan keteladan. Sebaiknya bisa selalu menjaga nilai-nilai dakwah, yaitu mengajak kepada kebaikan.
Sekali lagi, dakwah itu mengajak kepada kebaikan, tidak ada ruginya memilih pada kebaikan. Salah satu tips dari beliau agar tetap teguh atas pilihan kita bersama dalam dakwah yaitu kuatkan keteguhan kepada Allah dan berkumpul dengan orang-orang shaleh(ah).
Wallahu a’lam bish shawab
Comments
Post a Comment