Ruam merah di wajahnya
seakan berkata perlahan akan rindunya atas kepergianku saat itu
Pancaran bulir air dari matanya
seakan menjawab kegembiraannya atas pertemuan kami di malam itu
Sentuhan lembut hangat jari-jemarinya merekat erat
menempel dalam dinginnya udara malam yang membalut
sentakan debaran jantung berdetak kian cepat
dan aliran darah yang mengalir menambah hangat jeratan yang terpaut
meski saling diam
tanpa kata
namun kami tau
hati kami saling berbicara
dinginnya terpaan angin malam ini
tak membuatku merasakannya
sang bulu kuduk pun turut mendukung dengan tidak ikut bangun dari tempatnya
mata ini kadang menunduk
dan kadang beralih ke angkasa
kadang lagi menatap wajah lembutnya
wajah yang membuatku tak sanggup melihatnya lebih lama
ketika ku harus ucapkan salam perpisahan padanya
seakan berkata perlahan akan rindunya atas kepergianku saat itu
Pancaran bulir air dari matanya
seakan menjawab kegembiraannya atas pertemuan kami di malam itu
Sentuhan lembut hangat jari-jemarinya merekat erat
menempel dalam dinginnya udara malam yang membalut
sentakan debaran jantung berdetak kian cepat
dan aliran darah yang mengalir menambah hangat jeratan yang terpaut
meski saling diam
tanpa kata
namun kami tau
hati kami saling berbicara
dinginnya terpaan angin malam ini
tak membuatku merasakannya
sang bulu kuduk pun turut mendukung dengan tidak ikut bangun dari tempatnya
mata ini kadang menunduk
dan kadang beralih ke angkasa
kadang lagi menatap wajah lembutnya
wajah yang membuatku tak sanggup melihatnya lebih lama
ketika ku harus ucapkan salam perpisahan padanya
Comments
Post a Comment