Skip to main content
Just write it en.

Apprentice club grand launching yang dibuka oleh Mba Suly dan Pak Tiven memang merupakan satu gebrakan baru dalam persejarahan apprentice. Dan dugaan saya, ini merupakan action kelanjutan dari hasil sharing FGD yang telah dilakukan beberapa waktu yang lalu. Saya cukup mengapresiasi dengan kelanjutan hasil FGD tersebut dimana salah duanya adalah meeting all apprentice user dan dibentuknya Apprentice club.
Satu pertanyaan yang seharusnya kita bisa menjawabnya di awal perjumpaan dengan Kang Irvan :

“Kalian sudah saling mengenal satu sama lain sesama apprentice?”

Seharusnya ini menjadi pertanyaan yang mudah bagi kita bukan? Senyum simpul hanya yang dapat kita lontarkan. Satu point list doing to do buat semuanya, mengenal sesama apprentice.
Oh ya jujur, awalnya saya tidak berminat untuk hadir, dan jujur lagi alasan saya untuk datang ke acara ini adalah karena sang pembicaranya, yaaa Kang Irvan Azmi. Eh ga boleh ya, harus diniatkan semuanya karena Allah ya. Saya ubah sedikit redaksinya, in shaa Allah saya niat untuk mendapat ilmuMu dari salah seorang hambaMu.

Laiaknya sebuah pertemuan dimulai dengan perkenalan, bahasan materi dan interaksi dua arah antara pembicara dan audience, pun begitu kira-kira yang terjadi di acara kemarin. Dimulai dari perkenalan Kang Irvan, kemudian diselingi berbagai cerita beliau diantara materi yang disampaikannya. Saya ingat beliau mengatakan “saya senang bercerita, tidak ada beban menyampaikannya karena semuanya bersumber dari pengalaman saya” kurang lebih seperti itu. Jika saya boleh menarik sedikit, ternyata berbagi itu memang indah, akan menambah kesenangan bagi yang memberi ataupun menerima. Ketika kita memiliki suatu ilmu, ilmu kita akan bertambah ketika kita membagikannya, dan bukan malah berkurang. Kalau tidak salah Kang Irvan juga menyinggung tentang MLM, tenang bukan Multi Level Marketing, tetapi Multi Level Manfaat. Subhanallah. Dan ini lah salah satu tujuan dibentuknya Apprentice Club, bisa sharing ilmu, sharing pengalaman satu sama lain sesame Apprentice. J

“Apa sih yang buat kamu ngerasa bound it banget dengan XL?”

Ada yang menyebutkan mulai dari lingkungan kerja yang fun, targeting produk XL yang tepat sasaran kira-kira itu yang saya ingat. Kalau buat saya mungkin akan menjawab lingkungan ruhiyahnya yang buat merasa terikat. Itu secara personal sih. Kalau berkenaan dengan hal lain, semisal dari lingkungannya yang dinamis, bisa membuat saya untuk lebih cekatan dalam bekerja, office cultural nya juga sangat oke buat yang mau berkembang, meskipun untuk pekerjaan di unit sekarang belum begitu terikat. Belum terikat tetapi bukan berarti membencinya ya. Tetap berusaha agar bisa amanah dengan apa yang diberikan saat ini. J

“ Kang irvan, kenapa ga dari awal ini acara dibentuk? kenapa kita baru dipertemukan untuk acara ini ketika di akhir masa apprentice saya ? ”

Haha, frontal banget ya ? pikiran ini benar-benar melintas saat ikut acara kemaren. Well, balik lagi untuk tetap tidak terpengaruh oleh keadaan. Jadi semestinya saya bersyukur, di titik akhir masa apprentice ternyata Dia memberikan kesempatan kepada saya untuk mencicipi ilmu ini. Tapi untuk kalian yang punya kesempatan untuk bisa gabung disini lebih lama, bersyukurlah kalian. Beri manfaat sebanyak-banyaknya, karena setiap kebaikan yang diberikan akan dibalas dengan kebaikan (pula). Dan juga ambil manfaat sebanyak-banyaknya pula. J
Over all, dari acara kemarin Kang Irvan mencoba masuk dari sisi spiritualnya. Tetap menyemangati kita untuk berpositive thinking. Terutama positive thinking kepadaNya. Mengajarkan kita untuk yakin, hanya bersandar kepadaNya. Karena kecewa akan amat terasa jika kita bersandar kepada selainNya. Sesungguhnya begitu rapuh yang kita sandarkan itu, kecuali jika kita bersandar kepadaNya. Mengajarkan kita juga untuk kuat, kuat ikhtiar juga kuat doa ya tentunya. Karena dari doa doa itu pun bisa jadi yang merubah takdir kita. Ingat akan kekuatan doa. J
Oh ya satu hal yang juga saya ingat dari Kang Irvan, kira-kira begini:

“ ini saatnya kalian berusaha, mencari dan mencapai kemampuan kalian yang maksimal, dan kalian harus tau seberapa kemampuan kalian”

“Ini saat dimana kalian banyak membuat kesalahan, dan banyak mengambilnya sebagai pengalaman”

Dari sharing beberapa teman apprentice kemarin juga membuat mata dan hati saya lebih terbuka. Betapa selama ini mungkin saya belum banyak berusaha dan bersyukur. Akan banyak yang bisa di dapat buat temen-temen yang join disini, meskipun kemarin saya masih berpikir kegiatan ini masih abu-abu banget, semoga ke depannya banyak aktivitas kebaikan di dalamnya. Aamiin
Alhamdulillah,

Sebagai penutup, mengutip sedikit kalimat dari Kek Jamil:

“ Jika sudah Kerja Keras, sudah Kerja Cerdas, sudah Kerja Tuntas, maka Kerja Ikhlas juga harus bisa kita terapkan


-Fighting for not just for our here, but also for our hereafter-
.:enha:.

Comments

Popular posts from this blog

Bertemu Karena Allah dan Berpisah Karena Allah #1

Di awal bulan januari ini sempat ikut salah satu kajian di daerah Gatot Subroto. Acaranya merupakan gagasan dari para tim @pejuangsubuh yang ternyata memang rutin setiap satu bulan sekali. Tema yang diangkat saat itu adalah "  Berpisah karena Allah dan Bertemu karena Allah" . Salah satu pengisi acaranya yaitu Dewi Sandra, artis yang saat ini kita ketahui telah berhijrah. Hmm, you know what, what is my comment at the first sight saw her ? For surely she looks very-very beautiful, while walking from the back to the stage and wearing the black long dress and head craft. She covering all of her body and still looks beautiful. :) Quotes mba dewi yang paling melekat yaitu, " Dunia Bahagia, akhirat Syurga".  Dari cerita proses hijrahnya, bikin terus berucap subhanallah, mengagungkan namaNya terus, betapa Maha Baiknya Allah, atas petunjuk dan hidayah yang diberikanNya kepada hamba-hamba pilihanNya. Kenapa pilihan? Karena tentunya hidayah memang tidak diberikan kepada

Allah berkata: " Ya, Ini terbaik Untukmu..."

Sedikit menanggapi postingan "Aku ujian bagimu, kamu ujian bagiku..." kalau mau ditelaah lagi, banyak pelajaran yang bisa diambil dari perjalanan kisah Mba Adinda dan Mas Putra. Sedikit saya akan coba menggambarkan dari sudut pandang saya, bukannya lancang tapi ada bagian-bagian yang juga pernah saya alami. #Istighfar Keran Air Hati kita bagaikan keran air. Loh kenapa keran air? Biasanya Gembok dan Kuncinya. Hee, iya itu memang benar tentang gembok dan kunci, tapi tetap saja yang menggenggam hati kita hanyalah Allah semata, jadi perihal gembok dan kunci mintalah sama Allah. :) Atau sering terdengar... " iyaa hati kita digembok, kuncinya ada di ayah saya, so datangilah ayah saya. hihi. " Ahh udah ah, balik lagi ke keran air, ungkapan ini sebelumnya sempat saya baca dari salah satu postingan Bang Tere. Jangan membuka keran hati kita, jika belum siap untuk mengaturnya. Jangan sekali - kali membukanya jika memang belum ada ada wadah yang bisa menampungnya. Jik