Skip to main content

Ta'aruf dan Khitbah



the sounding of this topic being louder, bigger and stronger

Oke, beberapa waktu yang lalu sempat terlontarkan topik ini kepada beberapa mba-mba pengurus mtXL. Saat itu terlihat topik ini dirasa -mungkin- belum pas dishare di lingkungan perkantoran ini. Karena setelah ada yang mengusulkan topik ini hanya beberapa saja yang antusias. Jangan tanyakan siapa - siapa saja yang antusias. Tapi minggu lalu, hari jumat tepatnya, cukup kaget saat invitation kajian minggu ini ikut berjejer di dalam inbox dan tersenyum sendiri saat melihat judul yang dibahas. Ta'aruf dan khitbah. Di postingan kali ini hanya membahas ta’aruf dan sedikit tentang pernikahan karena untuk topik selanjutnya masih dipending hingga pertemuan selanjutnya, yang tak tahu bisa mengikutinya atau tidak.

Sebelum masuk dalam materi ini seperti biasa dibuat prolog yang akan mengantar ke topik utama. Ada beberapa figure keluarga yang disampaikan. Pertama disebutkan keluarga ibarat kuburan. Disini digambarkan sebuah keluarga yang jarang ada komunikasi atau bahkan mungkin bisa jadi sama sekali tidak ada komunikasi. Masing-masing menganggap rumah hanya sebagai hotel, tempat menginap. Selanjutnya lagi yaitu keluarga seperti arena tinju dimana ketika anggota keluarga saling berjauhan timbul rasa kangen tetapi ketika berkumpul hal yang sering terjadi adalah berantem dan salah paham. Adalagi digambarkan keluarga seperti pasar, dimana yang jadi point utama dalam keluarga ini adalah materi, materi dan materi sebagai porosnya. Kalau sering dengar ungkapan, “ Ada uang Abang sayang, ga ada uang Abang Kutendang “ mungkin ini cocok dikatakan sebagai figure “keluarga pasar”. Lain halnya dengan keluarga yang diibaratkan seperti sekolah. Dalam gambaran ini di dalam keluarga terdapat unsur pola asah asih dan asuh. Keluarga ada sebagai wadah untuk membentuk karakter, melindungi dan kasih sayang. Dan yang terakhir figure keluarga ibarat masjid, dalam figure ini selain ada pola asah, asih dan asuh , keluarga juga bisa memberikan ketentraman dan kekhusyuan bagi seluruh anggota keluarganya. Memberikan rasa aman, kasih sayang, rindu dan melindungi yang menyatu dalam selimut indahnya nila-nilai Islam.


Hakikat Penciptaan Laki-laki dan Perempuan


Ta’aruf memang sejatinya melibatkan seorang lelaki dan perempuan sebagai pemeran utama, oleh karena itu mari mengenal lebih dahulu hakikat penciptaan laki-laki dan perempuan. Dalam penciptaan awal, merupakan hak prerogatif Allah membentuk alat kelamin pria dan wanita (dzakar dan vagina) (Q.S Al Hujurat:49). Disini merupakan ketentuan Allah, apakah kita dilahirkan sebagai lelaki ataukah perempuan. Manusia pertama yang diciptakan Allah adalah Nabi Adam yang dilahirkan sebagai seorang lelaki. Dan Hawa semenjak awal penciptaannya memang sudah diperkenalkan sebagai istri Adam, yang akan menemaninya. Jadi jangan menanyakan lagi, bagaimana mereka menikah, kapan, dimana, siapa saksinya dsb. Karena memang sejak penciptaan Hawa sudah dituliskan sebagi istri Nabi Adam.

Dalam hal berumah tangga, Allah pun telah membedakan peran antara laki-laki dan perempuan. Dikatakan dalam surat Albaqarah ayat 233, tugas dari seorang suami adalah mencari nafkah dengan cara yang baik dan peran istri adalah mengasuh anak. Baik tidaknya suatu generasi tergantung dari baik tidaknya seorang perempuan yang mengasuhnya, namun tidak terlepas dari peran ayah yang tetap diperlukan figurnnya sebagai sesosok pemimpin dalam sebuah keluarga.


Wanita Merupakan Perhiasan Termahal di Dunia


“Dunia ini indah, dan perhiasan terindah dunia adalah wanita solehah”.

Dikatakan pula dalam salah satu surat, Istri itu lebih indah dari pada bidadari syurga. Nah untuk menjadi istri tentunya harus melalui satu proses sakral yang kita sebut ijab qabul. Satu perjanjian besar yang kuat kepada Allah. Langkah awal sebelum menginjak ke pernikahan tentunya disertai dengan proses berkenalan. Di dalam Islam sendiri, biasa menyebut aktivitas berkenalan ini dengan nama “ta’aruf”.


Ta’aruf Sebelum Menentukan


Apa sih ta’aruf? Jujur kata ini mungkin sudah tidak asing, sejak jaman SMA sudah pernah mendengarnya. Bahkan sempat juga membahas, dan materi ini masuknya dalam bahasan munakahat. Oke mengutip dari kajian minggu lalu, dikatakan bahwa ta’aruf adalah prosesi perkenalan calon pasangan baik dari fisik, karakter, kekurangan dan kelebihan calon serta visi dan misi pernikahan yang akan dicapainya. Konteks ta’aruf disini memang untuk perkenalan dua orang yang berlawanan jenis. Tetapi tahukah kawan, dari berbagai sumber mengatakan awalnya istilah ini tidak hanya ada dalam lingkup perkenalan dua orang berlawanan jenis saja dalam menilai ketepatan dan kesesuaian antara lelaki dan perempuan dengan tujuannya adalah menikah. Sedangkan sekarang, istilah ini semakin menyempit maknanya. Padahal dalam makna umum untuk ta’aruf yaitu sebagai perkenalan bisa terjadi dalam banyak hal.

Ta’aruf yang baik dalam rangka mengenal calon pasangan tanpa disertai adanya khalwat (berduaan) di tempat sembunyi-sembunyi. Adanya ta’aruf pun belum meresmikan status dan tetap seperti orang lain yang bukan mahrom. Jadi disini ta’aruf bukan bearti ada ikatan yang mengikat satu sama lainnya, karena masih dalam kerangka berkenalan. Sudah ta’aruf juga belum tentu akan berlanjut dalam koridor pernikahan. Karena dalam proses ta’aruf inilah masa dimana pertimbangan-pertimbangan bermunculan, bagaimana kriteria satu sama lain, bagaimana visi misi pernikahan dan tujuan ke depannya.

Berangkat dari sinilah keteguhan iman, rasa percaya kepada Yang Maha Kuasa akan takdir terbaik yang akan dijalaninya. Ketika telah memasuki tahap ta’aruf, maka selanjutnya adalah permohonan petunjuk kepada Allah SWT. Jika memang baik untuk dilanjutkan, maka mohonlah kepadaNya akan kemudahan prosesnya. Dan sebaliknya jika memang lebih baik untuk tidak dilanjutkan, maka Alah pun akan memberikan petunjuk dengan jalan terbaikNya.


" Meyakini bahwa Jodoh, adalah taqdir yang ditulis Alloh SWT didalam rahim berdasarkan pengetahuan Allah swt atas kelak apa yang menjadi pilihan manusia tersebut."

Ta’aruf adalah sunah Rosul dan para sahabat, jadi bagi yang melakukannya sudah bernilai pahala disisiNya. Salah satu bentuk contoh ta’aruf yang pernah terjadi, adalah ketika Khadijah mempercayai bibinya Nafisah untuk mengutusnya menyampaikan keinginannya untuk menikah dengan Rasulullah. Ini juga salah satu bentuk ikhtiar para pencari jodoh. Contoh bentuk ikhtiar lainnya adalah menunjuk informan untuk mencarikan informasi mengenai seseorang, atau bisa juga meminta bantuan langsung kepada teman atau orang tua untuk mencarikan jodoh namun ini semua tetap harus dilakukan dengan cara yang baik dan sopan juga.

Dalam ta’aruf juga tidak menyembunyikan sesuatu apapun, kecuali aib yang belum selesai hukum statusnya. Aib yang belum selesai hukumnya semisal, ada hutang sekian yang belum terbayarkan. Dan jikalau perkara lalu telah selaesai urusannya, maka tidak diperbolehkan untuk diungkapkan. Karena Allah saja telah menutupi aib hambanya, tidak laiaknyalah manusia yang malah membongkar aib saudaranya sendiri. Maha Besar Allah. :’)

Selain itu hal terpenting lainnya adalah, ternyata proses ta’aruf ini sebaiknya tidak untuk dipublikasikan. Karena seperti yang dikatakan sebelumnya, ada kemungkinan akan berlanjut jika Allah mengijinkan dan ada kemungkinan tidak berlanjut jika Allah menginginkannya. Memang suatu hal yang wajar jika proses ini berlanjut atau sebaliknya. Jika tidak berlanjut inilah salah satu alasannya, mengapa ta'aruf sebaiknya tidak dipublikasikan, yaitu untuk menjaga perasaan satu sama lain. Oh ya, bagi para pelaku ta’aruf ini menjadi suatu amanah yang harus sangat dijaga mengenai informasi yang didapatnya. Informasi yang didapatnya menjadi tanggung jawabnya dan tidak untuk dibeberkan terlebih jika aib yang diumbar. Naudzubillah.
So, buat pelaku ta’aruf, hati-hati menjaga amanah ini ya. :D



Oke then, sepertinya akan dilanjutkan di part selanjutnya untuk tema ini. Semoga diberikan kesempatan untuk bisa melanjutkan part selanjutnya. Semoga bermanfaat untuk semua all readers :))

---
" Sungguh kaffahnya Islam, mengukir setiap guratan kehidupan mulai dari hal yang terkecil. Betapa tidak, Islam ini merupakan rahmatan lil’alamiin. "

Comments

Popular posts from this blog

Bertemu Karena Allah dan Berpisah Karena Allah #1

Di awal bulan januari ini sempat ikut salah satu kajian di daerah Gatot Subroto. Acaranya merupakan gagasan dari para tim @pejuangsubuh yang ternyata memang rutin setiap satu bulan sekali. Tema yang diangkat saat itu adalah "  Berpisah karena Allah dan Bertemu karena Allah" . Salah satu pengisi acaranya yaitu Dewi Sandra, artis yang saat ini kita ketahui telah berhijrah. Hmm, you know what, what is my comment at the first sight saw her ? For surely she looks very-very beautiful, while walking from the back to the stage and wearing the black long dress and head craft. She covering all of her body and still looks beautiful. :) Quotes mba dewi yang paling melekat yaitu, " Dunia Bahagia, akhirat Syurga".  Dari cerita proses hijrahnya, bikin terus berucap subhanallah, mengagungkan namaNya terus, betapa Maha Baiknya Allah, atas petunjuk dan hidayah yang diberikanNya kepada hamba-hamba pilihanNya. Kenapa pilihan? Karena tentunya hidayah memang tidak diberikan kepada

Allah berkata: " Ya, Ini terbaik Untukmu..."

Sedikit menanggapi postingan "Aku ujian bagimu, kamu ujian bagiku..." kalau mau ditelaah lagi, banyak pelajaran yang bisa diambil dari perjalanan kisah Mba Adinda dan Mas Putra. Sedikit saya akan coba menggambarkan dari sudut pandang saya, bukannya lancang tapi ada bagian-bagian yang juga pernah saya alami. #Istighfar Keran Air Hati kita bagaikan keran air. Loh kenapa keran air? Biasanya Gembok dan Kuncinya. Hee, iya itu memang benar tentang gembok dan kunci, tapi tetap saja yang menggenggam hati kita hanyalah Allah semata, jadi perihal gembok dan kunci mintalah sama Allah. :) Atau sering terdengar... " iyaa hati kita digembok, kuncinya ada di ayah saya, so datangilah ayah saya. hihi. " Ahh udah ah, balik lagi ke keran air, ungkapan ini sebelumnya sempat saya baca dari salah satu postingan Bang Tere. Jangan membuka keran hati kita, jika belum siap untuk mengaturnya. Jangan sekali - kali membukanya jika memang belum ada ada wadah yang bisa menampungnya. Jik