Skip to main content

Bobot Bumi


“Nikahilah perempuan yang pecinta (yakni yang mencintai suaminya) dan yang dapat mempunyai anak banyak, karena sesungguhnya aku akan berbangga dengan sebab (banyaknya) kamu di hadapan umat-umat (yang terdahulu)” [Shahih Riwayat Abu Dawud, Nasa’i, Ibnu Hibban dan Hakim dari jalan Ma’qil bin Yasar] 
Di postingan sebelumnya pada tulisan "kontrasepsi dalam pandangan islam" juga telah menyebutkan mengenai hal ini, yakni terkait keturunan yang banyak. Makna banyak disini memang disebutkan bahwa Rasulullah di akhirat nanti senang dan bangga dengan jumlah umatnya yang banyak. Tidak hanya banyak jumlahnya saja namun juga harus berkualitas dan berakhlak baik. Jangan sampai hanya seperti buih di lautan yang bisa menutupi seluruh permukaan laut namun akan lenyap ketika ombak menghempasnya karena tidak memiliki kekuatan apapun.

Ada salah satu kutipan yang sangat bagus untuk kita renungi, beberapa waktu lalu sempat saya baca, secara ringkas seperti ini :
" Lahirkanlah generasi Islam yang akan menambahkan bobot kebaikan di bumi ini semakin berat. " (F.Adhim)
Kutipan dan hadist diatas sangat baik untuk kita renungi. Tentang menikah, melahirkan generasi baru yang baik artinya menyiapkan pula hal tersebut dengan persiapan yang baik. Ini lebih kepada pembekalan diri, ternyata menikah bukan hanya prakara siap dan ingin. Dan juga tidak hanya melulu mengkriteriakan ingin seperti ini, ini dan ini sedangkan diri ini juga menyadari masih sangat jauh dari baik. Banyak hal yang perlu dilakukan selama masa memantaskan diri ini. Bagi saya, menanti dalam taat akan lebih membuat diri semakin sadar sedikit demi sedikit hal-hal yang masih perlu diperbaiki. Shalat masih kadang ga on time, tilawah juga belum konsisten sama terjemahan, hafalan masih kalah sama anak-anak lulusan sdit, masih seneng blogwalking dibanding baca-baca sirah ataupun bahkan sama orang tua masih suka bikin kesel. Astaghfirullah...

Hmm, but well.. hal-hal yang masih kurang tadi, pastinya jadi bahan muhasabah untuk saya dan nantinya secara langsung dan tidak langsung menjadi ajang untuk saya semakin mendekatkan diri kepada Allah SWT. Karena saya sadar banget, semakin belajar dan mencari ilmu, diri ini semakin menyadari kebodohan yang dimiliki.

Tentang bobot kebaikan untuk bumi. Mungkin tidak hanya berlaku bagi para orang tua yang akan memiliki anak, tetapi alangkah baiknya hal ini juga menjadi renungan bagi pribadi kita sendiri yang nantinya juga akan melahirkan generasi baru. Bisa saja, kelalaian yang kita, terutama saya mungkin, lakukan sadar ataupun tidak menjadi salah satu penyumbang kebathilan meskipun itu kebathilan kecil.Yaa, karena jangan-jangan kita yang sudah hidup hingga saat ini malah turut menambah bobot keburukan di bumi ini? Naudzubillah... :(

Dalam Al quran sendiri memang sudah dikatakan, kerusakan di muka bumi ini akibat ulah tangan-tangan manusia. Tetapi, wahai kawan sungguh masih banyak kebaikan yang bisa kita berbuat. Kebaikan kebaikan yang bermanfaat yang bahkan bisa menjadi syafa'at di yaumul akhir kelak. Bahkan menyunggingkan senyum untuk saudaramu juga merupakan sebuah kebaikan bukan? *kemudian senyum* #padahalgaadasiapa-siapa.
Oh ya dan satu hal yang perlu diingat yakni tentang niat. Hal besar akan menjadi kecil nilainya jika niatnya salah dan sebaliknya hal yang kecil bahkan bisa menjadi besar nilainya jika niatnya benar.

aaaa, sungguh saya masih terus ingin terus banyak belajar, memperbaiki diri...

Muhasabah dan memperbaiki diri tak kan pernah mengenal lelah. Disaat sudah merasa baik, diluar sana bahkan masih banyak yang jauh sedang berusaha menjadi baik dan lebih baik.

Hap hap bismillah yuk mendekat dan semakin mendekat lagi ke Allah :"
Semoga kita termasuk dalam golongan yang menambah bobot kebaikan di bumi ini... Aamiin

Allah dulu
Allah lagi
Allah terus

Comments

Popular posts from this blog

^__^

haaa,,  bete gw lumayan terobati,,  hari terakhir (resmi) PL malah ada perasaan bete.. gtw kenapa, kaya orang lagi banyak pikiran..  but guys, did you know, we just have to turn on " batik bazar " ,, haha baru saja liat yang berkelipan disana sini, liat warna-warni berpajangan, liat kain yang melambai-lambai, liat wajah-wajah yang mengharapkan datangnya keajaiban di hari akhir saat bazar,  semua benda yang di pajang seakan memanggil naluri gw untuk menjadikannya hak milik gw..  #tsaah

Bertemu Karena Allah dan Berpisah Karena Allah #1

Di awal bulan januari ini sempat ikut salah satu kajian di daerah Gatot Subroto. Acaranya merupakan gagasan dari para tim @pejuangsubuh yang ternyata memang rutin setiap satu bulan sekali. Tema yang diangkat saat itu adalah "  Berpisah karena Allah dan Bertemu karena Allah" . Salah satu pengisi acaranya yaitu Dewi Sandra, artis yang saat ini kita ketahui telah berhijrah. Hmm, you know what, what is my comment at the first sight saw her ? For surely she looks very-very beautiful, while walking from the back to the stage and wearing the black long dress and head craft. She covering all of her body and still looks beautiful. :) Quotes mba dewi yang paling melekat yaitu, " Dunia Bahagia, akhirat Syurga".  Dari cerita proses hijrahnya, bikin terus berucap subhanallah, mengagungkan namaNya terus, betapa Maha Baiknya Allah, atas petunjuk dan hidayah yang diberikanNya kepada hamba-hamba pilihanNya. Kenapa pilihan? Karena tentunya hidayah memang tidak diberikan kepada ...

Allah berkata: " Ya, Ini terbaik Untukmu..."

Sedikit menanggapi postingan "Aku ujian bagimu, kamu ujian bagiku..." kalau mau ditelaah lagi, banyak pelajaran yang bisa diambil dari perjalanan kisah Mba Adinda dan Mas Putra. Sedikit saya akan coba menggambarkan dari sudut pandang saya, bukannya lancang tapi ada bagian-bagian yang juga pernah saya alami. #Istighfar Keran Air Hati kita bagaikan keran air. Loh kenapa keran air? Biasanya Gembok dan Kuncinya. Hee, iya itu memang benar tentang gembok dan kunci, tapi tetap saja yang menggenggam hati kita hanyalah Allah semata, jadi perihal gembok dan kunci mintalah sama Allah. :) Atau sering terdengar... " iyaa hati kita digembok, kuncinya ada di ayah saya, so datangilah ayah saya. hihi. " Ahh udah ah, balik lagi ke keran air, ungkapan ini sebelumnya sempat saya baca dari salah satu postingan Bang Tere. Jangan membuka keran hati kita, jika belum siap untuk mengaturnya. Jangan sekali - kali membukanya jika memang belum ada ada wadah yang bisa menampungnya. Jik...