Skip to main content

One day and breaking up my mind

 “ Coba tanyakan lagi apa yang sedang kau kejar saat ini, sudah? Coba tanyakan sekali lagi. Sudah? “
“Sekarang, coba dilihat, apa caranya sudah sesuai? Apa jalannya sudah tepat dengan roadmap yang sudah dibuat?”

Berdesir dalam hati sesaat salah seorang pembicara melontarkan sebongkah kata-kata dahsyat di acara leadership camp yang berhasil saya ikuti, di kawasan Sukabumi kala itu. Sekitar seminggu yang lalu, tepatnya 28 Feb-2 Maret 2014 diadakan satu acara yang sebelumnya memang telah saya nantikan (dinanti tetapi timingnya bentrok L). Oh ya, sebenarnya  saya harus mengorbankan acara lain untuk mengikuti leadership camp ini. Acara ini merupakan salah satu perhelatan akbar yang diselenggarakan oleh teman-teman MTXL. MTXL sendiri merupakan roda pengerak ruhaniyah tempat dimana saya menjalani madrasah kehidupan selama setahun ini -dan akan segera berakhir. Semoga teman-teman panitia dan seluruh pengurus MTXL senantiasa dalam perlindungan dan rahmatNya, Aamiin.

Tema yang diusung mengenai “Leadership”, dan bisa dilihat target peserta dari acara ini memang lebih kepada arah pemuda-pemudi. Perekrutan pesertapun dibatasi oleh usia, sampai-sampai hal ini menjadi sedikit kekecewaan bagi sebagian kecil teman-teman yang awalnya hendak mengikuti acara dan kemudian menjadi urung ketika ada syarat tersebut. Padahal,dari pihak panitia sendiri telah melonggarkan dan mengijinkan untuk tetap bisa mengikuti acara ini

 “Wahai pemuda, perpanjangan pergerakan ada di tangan kalian, sebenarnya.”

Well, sedikit sharing tentang apa yang ada dalam benak saya seusai mengikuti kegiatan ini. Bukan capeknya mengikuti naik turunnya pijakan saat trekking, bukan juga ketakutan saya mengikuti solo camp hingga harus berteriak meminta bantuan mendirikan bivak, bukan! tetapi lebih ke sekedar ke refleksi diri atas apa yang sedang saya tempuh saat ini, dan apa yang akan saya jalani selanjutnya setelah mendengarkan kisah dari para pembicara. Egois memang, ketika saya berkata ini sudah benar jalannya, hal ini seakan sebuah pembenaran dan hati turut melegalkan ‘kenakalan’ yang saya pikirkan. Bahwa disaat saya berpikir telah meluruskan niat melakukan setiap hal karena Allah. Tetapi kemudian, Allah mengujinya, seberapa lurus niat saya.

“Apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan (saja) mengatakan: ’Kami telah beriman’, sedang mereka tidak diuji lagi ? Dan sesungguhnya kami telah menguji orang-orang yang sebelum mereka, maka sesungguhnya Allah mengetahui orang-orang yang benar dan sesungguhnya Dia mengetahui orang-orang yang dusta.” (Al Ankabut : 2-3)
Sentuhan yang entah disadari dan dirasakan atau tidak bagi peserta lain, namun begitu saya rasakan ketika Pak Nashrudin sekian detik dalam penyampaianya terdiam, beliau menahan isaknya dan gemetar berkata di hadapan kami. Di tambah lagi keteguhan Pak Fery yang terus melangsungkan proses hijrahnya hingga kini diamanahi sebagai Leader MTXL dan yang paling membara dan satu-satunya pembicara wanita, ialah Ibu Roro yang sungguh kobaran kata-katanya merupakan bait bait yang mengguncang. 

Dari ketiga figure ini kita bisa melihat bahwa dalam sesibuk apapun kondisi kita, ada satu hal yang semestinya tidak kita lalaikan. Dan menariknya leaders, ada point-point yang senada dari apa-apa yang disampaikan oleh Pak Nashrudin dan Ibu Roro. Padahal diantara keduanya tidak saling berdiskusi sebelumnya Hal tersebut berkaitan tentang pembinaan dan penjagaan yang sebaiknya ditempuh. Sebuah pembinaan yang Allah meridhai didalamnya. Hhm, yuk coba kita sejenak berpikir, jikalau bukan Allah yang menggerakkan hati-hati mereka untuk menyampaikannya, mustahil mereka bisa senada dalam menyampaikan. Masya Allah

***

Kemudian saya berpikir, terhenyuk dalam diam dan pikiran berjalan, “ Sebenarnya apa yang menjadi dasar mereka sebegitu kuatnya bertahan dan berjuang di jalan ini? Dan apa yang telah saya lakukan selama ini sangat remeh temeh dibandingkan mereka.” T.T

Lalu, sayapun semakin menyadari, pikiran ini terbuka, mata jelas terbelalak dan hati kian menderu akan satu kebaikan yang saya sadari sempat terlalaiakan. Mengenai kehidupan ini bahkan, padahal Allah jelas telah menunjuk kita, setiap jiwa sebagai seorang pemimpin, dan Allah pun tidak menciptakan kita dalam kesia-siaan bukan ?  Kita diciptakan untuk beribadah kepadaNya, yaa beribadah. Banyak sekali ibadah yang tercakup, tidak hanya yang mahdah saja tetapi juga ghairu mahdah.

Tak hentinya pikiran tersebut bergelayut sepanjang hari saat acara leadership camp berlangsung. Terkesima akan sosok pembicara, dan juga kekaguman akan materi yang sebenarnya saya tidak duga sebegitu rapi tertata dibungkus oleh satu tema “leadershipcamp”. Dan pemaparan nyata bahwa perjuangan ini tetap berjalan, bahkan di lingkungan perkantoran. And it’s the fact!

Maka, hal terurgent yang saya dapati dari acara ini adalah bahwa kita perlu dan sangat perlu bagi kita untuk selalu meluruskan niat. Niat di awal kitalah yang akan membawa kemana arah kita akan melangkah. Cari lingkungan dan partner kebaikan yang bisa menjadikan kita searah untuk mencapai main goal kita. Ada masa dimana niat bergeser dari roadmap kita, bergeser dari main goal kita, maka di titik inilah perlunya untuk selalu memperbarui niat kita. Dan sisinilah perlunya partner-partner kebaikan yang akan saling mengingatkan. Agar ketidakselarasan yang ada bisa kembali diluruskan, agar tempaan yang ada bisa tetap semakin kuat memancangkan azzam untuk mencapai tujuan.

Lantas, apa sebenarnya yang mendasari niat kita?
Yaa, apalagi kalau bukan satu hal ini,Bahwa hanya ke Allah lah segalanya bermuara”?
Oh sungguh Allah, maafkan atas segala kelalaian.

“Cukuplah Allah bagiku, tidak ada Tuhan selain dari-Nya. Hanya kepada-Nya aku bertawakkal “

***

Sungguh Allah Maha Baik, Allah menghadirkan orang-orang terbaik selama saya disini, mengajak dalam kebaikan, menasehati dan menetapkan kesabaran dalam kebaikan-kebaikan tersebut. Dan sekiranya saya tidak bersyukur, sungguh merugilah saya. Yaa, dan inilah yang nantinya menjadi hal yang akan saya rindukan, this good environment. :’)

Dengan rahmatNya, Allah mempertemukan saya dengan orang-orang pilihan di MTXL yang in shaa Allah segala ikhtiar yang dilakukan oleh teman-teman didalamnya akan hanya bermuara padaNya Di saat hampir berakhirnya masa apprentice saya, Allah memberikan satu anugrah. Diberikan kesempatan kepada saya untuk bisa mengikuti acara Leadershipcamp. Sejujurnya, saya cukup tersentil setelah mengikuti acara ini.  Satu hal yang pasti memang, pertolongan Allah datang dari arah yang tidak diduga-duga. Buktinya?  Lah ini saya masih diberi nikmat mencicipi ilmuNya, bisa ikut leadershipcamp, pendaftarannya didiskon, bisa dengar sharing langsung dari petinggi-petinggi XL dan bahkan petinggi kompetitor #eh. Alhamdulillah :D

Melalui acara leadershipcamp ini, Allah menunjukkan kepada saya betapa kehidupan ini memang sebagai persinggahan saja, dimana dipenuhi oleh senda gurau. Tidak sedikit hal didalamnya yang bisa menyilaukan mata. Kata Pak Nashrudin,  jika hanya berupa rumah mewah, mobil, kedudukan dan semua material duniawi saja yang kita inginkan, sungguh itu merupakan tujuan yang sangat remeh temeh. Seharusnya hal-hal tersebut bukanlah point pentingnya, kedudukan, kekayaan, kekuasaan semestinya bukanlah tujuan utama, tetapi hal tersebut alangkah akan semakin bernilai jika kita jadikan sebagai tools. Tools untuk apa? tools untuk menggapai tujuan utama kita, ridha Allah. :’)

Semoga kita semua termasuk dalam golongan orang-orang yang mendapat keridhaanNya.  Aamiin
Alhamdulillah, Jazakumullah Khairan Katsira untuk seluruh panitia yang telah bekerja keras meluangkan waktu dan tenaga serta materi hingga acara ini bisa terselenggara. Barakallah :D

Oh ya, jadi, pertanyaan saya di awal bagaimana ? kembali lagi ke kalimat tanya saya diatas *kemudian scroll up, pertanyaan ini berlaku untuk kalian juga, wahai Leaders, sudah dapat jawabannya ? J




And surely, I definitely say that I am not regretted joined this event!



Lillah Billah Fillah



Wallahu’alam bi shawab

Comments

Popular posts from this blog

^__^

haaa,,  bete gw lumayan terobati,,  hari terakhir (resmi) PL malah ada perasaan bete.. gtw kenapa, kaya orang lagi banyak pikiran..  but guys, did you know, we just have to turn on " batik bazar " ,, haha baru saja liat yang berkelipan disana sini, liat warna-warni berpajangan, liat kain yang melambai-lambai, liat wajah-wajah yang mengharapkan datangnya keajaiban di hari akhir saat bazar,  semua benda yang di pajang seakan memanggil naluri gw untuk menjadikannya hak milik gw..  #tsaah

Bertemu Karena Allah dan Berpisah Karena Allah #1

Di awal bulan januari ini sempat ikut salah satu kajian di daerah Gatot Subroto. Acaranya merupakan gagasan dari para tim @pejuangsubuh yang ternyata memang rutin setiap satu bulan sekali. Tema yang diangkat saat itu adalah "  Berpisah karena Allah dan Bertemu karena Allah" . Salah satu pengisi acaranya yaitu Dewi Sandra, artis yang saat ini kita ketahui telah berhijrah. Hmm, you know what, what is my comment at the first sight saw her ? For surely she looks very-very beautiful, while walking from the back to the stage and wearing the black long dress and head craft. She covering all of her body and still looks beautiful. :) Quotes mba dewi yang paling melekat yaitu, " Dunia Bahagia, akhirat Syurga".  Dari cerita proses hijrahnya, bikin terus berucap subhanallah, mengagungkan namaNya terus, betapa Maha Baiknya Allah, atas petunjuk dan hidayah yang diberikanNya kepada hamba-hamba pilihanNya. Kenapa pilihan? Karena tentunya hidayah memang tidak diberikan kepada ...

Allah berkata: " Ya, Ini terbaik Untukmu..."

Sedikit menanggapi postingan "Aku ujian bagimu, kamu ujian bagiku..." kalau mau ditelaah lagi, banyak pelajaran yang bisa diambil dari perjalanan kisah Mba Adinda dan Mas Putra. Sedikit saya akan coba menggambarkan dari sudut pandang saya, bukannya lancang tapi ada bagian-bagian yang juga pernah saya alami. #Istighfar Keran Air Hati kita bagaikan keran air. Loh kenapa keran air? Biasanya Gembok dan Kuncinya. Hee, iya itu memang benar tentang gembok dan kunci, tapi tetap saja yang menggenggam hati kita hanyalah Allah semata, jadi perihal gembok dan kunci mintalah sama Allah. :) Atau sering terdengar... " iyaa hati kita digembok, kuncinya ada di ayah saya, so datangilah ayah saya. hihi. " Ahh udah ah, balik lagi ke keran air, ungkapan ini sebelumnya sempat saya baca dari salah satu postingan Bang Tere. Jangan membuka keran hati kita, jika belum siap untuk mengaturnya. Jangan sekali - kali membukanya jika memang belum ada ada wadah yang bisa menampungnya. Jik...