Skip to main content

Wich One???

Mata gw akhir-akhir ini kerasa makin sipit.. -_____-'
awalnya ga ngeh, tapi pas gw perhatiin dari foto-foto terakhir gw, lumayan keliatan. Jadi kepikiran buat pake soft lens #eh. Hahaa, so bangeet, makenya aja belum pernah enhaa, ini tiba2 mau make. haha. Tapi kenapa sipit larinya ke soft lens? Ini sih hasil analisis gw aja, menurut gw orang yang pake softlens, matanya akan terlihat lebih lebar, lebih keliatan garis matanya dan lebih nyata. Kaya mata kuciing, terlihat lebih membelalak jadinya, hehehe :3. Tapi karena sekarang gw aktif sebagai anak motor, gw harus berpikir lagi buat pake softlens atau ga. Karena logikanya kalo gw naek motor, otomatis setiap pergi ketemu terpaan angin kenceng, ga cuman angin aja, tapi juga debu-debu ikutan nyerang. Nah buat kondisi kaya gitu, kayaknya lebih cocok dengan pake kacamata aja dibandingkan pake softlens kayanknya.hhe. Sebagai orang yang lagi tertarik mau mutusin pake softlens apa ga penting banget nih buat tau manfaat si softlense. Ga hanya itu, kekurangan si softlense itu apa, gimana pakenya, gimana ngerawatnya juga info penting yang mesti gw tau sebelum gw hunting softlense.

Sebelum memutuskan yuuk, kita cek yu tentang si soft lens.. :). 
*Ini di repost dari berbagai sumber.

Kelebihan dan Kekurangan Pake Softlense
Bagi Anda mempunyai niatan untuk mulai memakai softlens. Sebaiknya anda mengetahui keuntungan dan kerugian, manfaat dan bahaya menggunakan softlens. Berikut keuntungan dan manfaatnya:

Pertama softlens lebih bebas dan membuat anda leluasa dalam beraktifitas, karena tidak perlu melepas dan memasang kacamata. Kedua bisa meningkatkan daya tarik dan secara otomoatis anda akan merasa lebih PeDe. Dan anda juga harus memahami resikonya, resiko yang mungkin terjadi jika anda kurang disiplin dan tidak memperhatikan aturan pemakaiannya karena, pemakaian dan perwatannya adalah sangat penting untuk diperhatikan.

Seperti yang di beritakan dalam jurnal kesehatan bahwa Softlens dgnmassaaktif yg lama akan semakin mudah kotor. Di USA pada umumnya masyarakat di sana memakai yang memiliki masa aktif 1-2 minggu, di Europe masyarakatnya kebanyakan lebih memilih yang masa aktif sebulan, sedangkan di Negara kita sendiri kebanyakan memilih softlens yang tahunan. Penggunaan softlens disposable/sekali pakai adalah yang paling baik dan paling disarankan oleh ahli kesehatan mata.

Soflens tidak cocok untuk orang yang jorok dan tidak rajin, karena softlens harus selalu bersih dan hal itu memang butuh perhatian lebih pada saat perawatannya. Untuk menjadikannya sesuaimassapakai dan meminimalkan gangguan pada mata. Sebelum memakai dan melepas cuci tangan sesempurna mungkin berulang-ulang. Cuci softlens dengan pembersihnya berulang minimum 2x. Kemudian guyur dengan agak banyak pembersih tersebut . Penggosokan dengan tangan pada permukaan softlens juga sangat penting meskipun saat ini banyak produk mencantumkan “ no – rub just rinse”. Dengan menggosok lensa tersebut, kita akan mengetahui seberapa bersih lensa tersebut telah dicuci.

Mata cepet kering. Untuk softlens dengan kadar air yang dikit, menyebabkan mata terasa cepat kering. Oleh sebab itu, pilihlah softlens dgn kadar air yang tinggi. Anda bisa menanyakan nya langsung pada dokter mata Anda, bukan pada penjaga toko nya, karena mereka pasti akan mengatakan produk mereka berkadar air tinggi. Hati-hati jangan terjebak merk, apalagi harga murah. Sayangi mata Anda daripada uang Anda. Segera ganti bila sudah terasa tidak nyaman dengan softlens Anda.

Jangan dipakai tidur, ditempat berdebu dan berangin kencang, dan renang. Hati-hati untuk yang suka tidur dengan sengaja tidak melepas softlens… soflens tersebut bisa bergerak mengikuti gerakan mata Anda selagi Anda tidur. Bagaimana dengan yang mengendarai motor? Tidak dianjurkan, karena angin yang menerpa mata dari arah depan cukup kencang, mata Anda akan pedih. Tapi untuk perjalanan jarak pendek, its Ok lah, asal gunakan helm yang memiliki pelindung/ mika yang menutupi bagian mata.

Periksa dulu kondisi mata Anda dan konsultasikan pada dokter mata. Selain harus menjalani pemeriksaan visus, koreksi obyektif dan subyektif, keratometri, lebih baik lagi kalo tes slitlamp, tearscope, dan topografi kornea yang dibarengi simulasi pemakaian lensakontak. Ujicoba lensa kontak untuk menentukan jenis lensa kontak yang akan dipakai.


KOMPAS.com 
Jangan asal memilih dan membeli lensa kontak. Penggunaan lensa kontak yang salah kaprah berisiko merusak kesehatan mata, bahkan bisa mengakibatkan kebutaan. Sayangnya, kondisi di Indonesia, lensa kontak dijual bebas tanpa aturan. Setiap orang bebas coba pakai sebelum membeli, padahal lensa kontak harus dibeli dengan resep dokter atau minimal atas rekomendasi optometris.

Kepada Kompas Female, opthalmologist, dr Tri Rahayu, SpM, FIACLE, yang juga adalah Kepala Divisi Refraksi & Lensa Kontak Departemen Mata FKUI RSCM, menjelaskan prosedur memilih dan membeli lensa kontak.

"Prosedur yang benar dalam memilih dan membeli lensa kontak adalah dengan menggunakan resep. Sebelum membeli lensa kontak, perlu konsultasi dengan dokter spesialis mata, atau kalau di luar negeri seperti Singapura, konsultasi dilakukan dengan optometris," jelasnya saat ditemui di klinik Jakarta Eye Center.

Lebih lanjut, dr Tri menyebutkan sejumlah tahapan sebelum memilih dan membeli lensa kontak:

1. Periksa mata
Saat memutuskan ingin menggunakan lensa kontak, langkah pertama yang harus Anda lakukan adalah menemui dokter spesialis mata. Anda perlu melewati tahapan pemeriksaan mata secara komprehensif. 

Dokter spesialis mata akan memeriksa apakah mata Anda sehat, boleh atau tidak pakai lensa kontak. Karena sebenarnya, penggunaan lensa kontak sangat bergantung pada kondisi kesehatan fisik secara umum, dan kondisi kesehatan mata itu sendiri. 

Pemeriksaan mata juga dilakukan dengan detil. Mulai dengan mengukur dimensi mata, minus atau plus, slinder atau tidak. Bahkan lengkungan kornea mata, kadar air mata, juga harus terukur dengan seksama. Kondisi ini memengaruhi jenis lensa kontak yang sesuai dengan kebutuhan yang berbeda pada setiap individu. 

2. Pilih jenis seusai kebutuhan
Setelah dilakukan pemeriksaan mata, dokter spesialis mata kemudian akan memilihkan jenis lensa kontak sesuai kondisi Anda. Baik kondisi kesehatan fisik secara umum, mau pun keadaan mata Anda. 

Mata minus dan mata slinder memerlukan jenis lensa kontak yang berbeda. Kadar minus pada mata juga memengaruhi jenis lensa kontak yang dibutuhkan.

3. Kontrol rutin
Seperti dijelaskan dr Tri, memilih lensa kontak tak bisa sembarangan. Termasuk saat menggunakannya sehari-hari. Memakai kontak lensa harus dengan monitor dari dokter spesialis mata. 

"Bagi pengguna lensa kontak harus kontrol enam bulan satu kali. Apalagi jika mengalami keluhan selama pemakaian. Tanpa perlu menunggu enam bulan, pengguna lensa kontak harus segera menemui dokter mata jika mengalami keluhan sebelum enam bulan," jelasnya.

---
Yang bisa gw simpulin dari artikel tersebut, ternyata kita ga boleh asal-asalan memutuskan memakai softlens. Dianjurkan buat para pemakai softlens harus disertakan dari resep dokter pula. Waaah, terus gimana dengan softlens-softlens yang dijual marak dipasaran ya? dengan iming-iming murah, diskon dan buy 1 get 1 free pula. Terus sesuai kebutuhan, bukan karna buat gaya-gayaan. Kalo termasuk orang yang pengen simple, ga repot, mungkin pake softlens bisa jadi solusinya. Tapi liat sikonnya juga, kalo ga cocok lingkungannya buat pake softlens yaa dipikirkan lagi lah ya, cocok dan nyaman pake softlens atau kacamata. Mungkin kalo pake kacamata agak ribet buat aktivitas kesehariannya, mungkin juga takut lupa dibawa karna di-lepas-pake si kacamatanya.hehhe #pengalaman. Eh tapi ga cuman simple syarat perlunya, tapi masih ada syarat cukupnya. Mutusin pake softlens harus bisa jaga kondisi kebersihan juga, ga boleh jorok, dan harus pinter-pinter ngerawatnya. Sama seperti yang ditekankan di artikel, bagaimanapun juga softlens tetep aja dianggap sebagai benda asing bagi tubuh kita. Jadi kalo ada ketidaknyamanan otomatis tubuh kita mengirimkan sinyalnya, mata jadi iritasi, merah dan sebagainya.
Wah, masi belum bisa memutuskan gw mau pake apa ga, someday pasti gw bakalan coba, tapi buat sekarang kayaknya ga deh..hehe. Yang jelas kalo buat kebersihan, gw percaya gw bisa. Tapi karna  sekarang gw lebih aktif di "jalan", kayaknya pilihan untuk pake kacamata lebih gw pilih dibandingkan softlens.... Ga cuman itu si, gw juga masih belum berani buat pake, ya namanya juga benda asing, apalagi sama salah satu organ tubuh yang vital juga, ga boleh maen-maen untuk yang satu ini. Tapi memang setiap hal itu ada kelebihan dan kekurangannya masing-masing. Buat sekarang gw baru bisa liat kelebihan dari sisi si kacamata, secara gw emang pengguna kacamata. Meskipun kadang jadi ribet, kalo nonton TV misalnya, kalo mau tetap dapat gambar yang OK, gw harus cari posisi duduk yang ga begitu jauh, ya kalo ga ntar gambarnya jadi burem-burem gitu. Terus kalo mau tiduran agak susaaah  T.T, jadi kalo mau nonton TV sambil tiduran artinya ngeliatnya jadi ga begitu jelas, soalnya kalo pake kacamata sambil tiduran pasti akan terganggu dengan tangkai kacamata. Ada lagi nih, kalo nonton film-film asing, untuk baca translate-annya kudu pake kacamata jugaa. Naah, beruntung kan yang matanya normal, bisa nonton TV sambil duduk atau sambil tiduran. Buat kelebihannya, yang gw rasain selama pake kacamata yang pasti penglihatan gw lebih jelas, (yaa, iyalah enhaaa)hhe. Selain buat memperjelas penglihatan, kacamata juga bisa melindungi mata dari serangan debu langsung. Dan lagi, mungkin buat beberapa orang penggunaan kacamata juga buat memper-pede dirinya di depan umum. Yah, alih fungsi lagii kan. haha. Hhm, ternyata ga cuman softlens yang bisa dijadiin buat gaya-gayaan tapi kacamata juga bisa loh.. #eeh :p. Last, but not for the least, menurut gw penggunaan kacamata lebih sedikit resikonya dibandingkan pake softlens. Karena penggunaan kacamata ga secara langsung bersentuhan dengan organ tubuh... :D

Okey, I prefer to use my lovely spectacles than softlens * :)

*now :P


Comments

Popular posts from this blog

Allah berkata: " Ya, Ini terbaik Untukmu..."

Sedikit menanggapi postingan "Aku ujian bagimu, kamu ujian bagiku..." kalau mau ditelaah lagi, banyak pelajaran yang bisa diambil dari perjalanan kisah Mba Adinda dan Mas Putra. Sedikit saya akan coba menggambarkan dari sudut pandang saya, bukannya lancang tapi ada bagian-bagian yang juga pernah saya alami. #Istighfar Keran Air Hati kita bagaikan keran air. Loh kenapa keran air? Biasanya Gembok dan Kuncinya. Hee, iya itu memang benar tentang gembok dan kunci, tapi tetap saja yang menggenggam hati kita hanyalah Allah semata, jadi perihal gembok dan kunci mintalah sama Allah. :) Atau sering terdengar... " iyaa hati kita digembok, kuncinya ada di ayah saya, so datangilah ayah saya. hihi. " Ahh udah ah, balik lagi ke keran air, ungkapan ini sebelumnya sempat saya baca dari salah satu postingan Bang Tere. Jangan membuka keran hati kita, jika belum siap untuk mengaturnya. Jangan sekali - kali membukanya jika memang belum ada ada wadah yang bisa menampungnya. Jik

Bertemu Karena Allah dan Berpisah Karena Allah #1

Di awal bulan januari ini sempat ikut salah satu kajian di daerah Gatot Subroto. Acaranya merupakan gagasan dari para tim @pejuangsubuh yang ternyata memang rutin setiap satu bulan sekali. Tema yang diangkat saat itu adalah "  Berpisah karena Allah dan Bertemu karena Allah" . Salah satu pengisi acaranya yaitu Dewi Sandra, artis yang saat ini kita ketahui telah berhijrah. Hmm, you know what, what is my comment at the first sight saw her ? For surely she looks very-very beautiful, while walking from the back to the stage and wearing the black long dress and head craft. She covering all of her body and still looks beautiful. :) Quotes mba dewi yang paling melekat yaitu, " Dunia Bahagia, akhirat Syurga".  Dari cerita proses hijrahnya, bikin terus berucap subhanallah, mengagungkan namaNya terus, betapa Maha Baiknya Allah, atas petunjuk dan hidayah yang diberikanNya kepada hamba-hamba pilihanNya. Kenapa pilihan? Karena tentunya hidayah memang tidak diberikan kepada